Antusiasme Praktik Pembuatan Telur Asin Siswa-Siswi SMA Katolik Pendowo
Telur asin adalah salah satu sumber protein hewani yang mudah ditemukan di sekitar kita. Makanan yang satu ini menjadi lauk andalan yang kerap dihidangkan di meja makan. Tak heran jika banyak ibu-ibu memburu makanan ini. Apalagi ibu-ibu pekerja yang sibuk, sehingga tak punya banyak waktu untuk memasak. Dengan alasan kepraktisan, telur asin menjadi pilihan menu untuk sekedar dijadikan lauk sederhana atau bahkan masih diolah untuk orek telur.
Selain praktis, telur asin juga memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Kandungan yang terdapat pada telur asin di antaranya: protein, lemak, kalsium, karbohidrat, zat besi, vitamin A, dan vitamin B1. Zat besi pada telur asin memproduksi sel darah merah. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sedangkan vitamin A yang terdapat pada telur asin baik untuk kesehatan mata.
Bagi yang tidak puas dengan telur asin yang dijual di pasaran karena mungkin rasanya yang terlalu asin, Anda bisa membuat sendiri di rumah. Caranya pun tergolong gampang. Bahan-bahan yang digunakan juga mudah dijangkau. Sebenarnya, ada dua metode dalam pembuatan telur asin. Metode pertama yaitu metode yang diperam menggunakan pasta batu bata. Metode kedua yaitu direndam dalam air garam. Berikut ini adalah pembuatan telur asin menggunakan metode diperam. Bahan utama dalam pembuatan telur asin adalah telur (bisa telur bebek atau telur ayam negeri), serbuk batu bata, abu gosok, garam, dan sedikit air.
Langkah pertama, buat pasta terlebih dahulu. Caranya, batu bata dihancurkan sampai menjadi serbuk. Setelah itu campur dengan abu gosok dan garam dapur. Garam yang digunakan garam yang kasar supaya rasa asinnya lebih cepat meresap. Setelah ketiga bahan tadi tercampur rata, masukkan air sedikit demi sedikit sampai menjadi pasta. Tesktur dari pasta ini jangan terlalu cair agar mudah dibentuk.
Langkah selanjutnya, seluruh permukaan telur yang sudah dicuci dan dilap dilumuri dengan pasta yang sudah jadi. Lakukan sampai habis. Selanjutnya, simpan telur yang sudah terbungkus pasta batu bata di tempat yang tersirkulasi udara agar tidak busuk. Waktu penyimpanan berkisar 10-14 hari. Setelah tiba batas waktu penyimpanan, cuci telur dan telur siap untuk diolah. Bisa digoreng atau direbus.
Pembuatan telur asin ini juga bisa dipraktikkan di lembaga pendidikan. SMA Katolik Pendowo adalah salah satu sekolah yang sudah mempraktikkan pembuatan telur asin ini. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengasah keterampilan dan kepekaan siswa. Harapannya adalah kelak jika siswa sudah lulus dapat menggunakannya untuk hal yang bermanfaat.
Para siswa dikumpulkan lalu dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok menunjuk salah satu anak untuk menjadi leader. Setelah pembagian kelompok selesai, leader setiap kelompok mengambil bahan-bahan untuk membuat telur asin.
Setelah bahan lengkap, semua siswa
mendengarkan arahan dari guru pengampu cara membuat telur asin. Cara yang
digunakan adalah cara pembuatan dengan cara diperam. Antusiasme siswa terlihat
dari wajah-wajah berseri mereka. Merek Bekerja sama dengan gembira. Ada yang menghaluskan
batu bata menggunakan batu, ada yang mengambil air untuk membuat pasta, ada
yang mengambil garam, dst. Setelah telur dibagi rata, masing-masing anak
menuliskan nama mereka di permukaan cangkang. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pembagian setelah telur siap dipanen. Setelah itu, saatnya
telur dibalur (ditutup/dibungkus) dengan pasta batu bata. Setelah itu mereka
simpan di kardus yang sudah disiapkan. Semua siswa mengikuti kegiatan ini
sampai selesai.
Setelah 14 hari, telur siap dipanen. Setiap
kelompok memanen hasil kerja kelompoknya. Mereka membersihkan telur dengan
mencucinya untuk menghilangkan sisa pasta batu bata yang menempel di permukaan
telur. Langlah selanjutnya adalah, telur direbus secara bersamaan lalu dibagi
sesuai dengan nama yang sudah mereka tuliskan di cangkang telur.
Komentar
Posting Komentar